Kamis, 19 Desember 2013

BURNED

Pagi itu pacarku bercerita bahwa kakanya akan berulang tahun minggu ini. Dia mengajakku untuk datang di acara ulang tahun itu. Aku menolak, karena memang orang tuanya tak pernah memperbolehkan anak-anaknya pacaran. Aku tak terlalu memikirkan acara ini.
Aku diajak ke sebuah cafe oleh keluarga kecil itu. Mereka baik padaku. Mereka mengajakku berbicara dengan akrab. Aku merasa tak khawatir lagi. Ibunya mengambilkanku makanan dan memberikannya dengan sangat ramah. Keluarga ini benar-benar menghargai kehadiranku.
Ketika suasana telah sepi, sang ayah berjalan ke belakangku dan kemudian mengikat tanganku. Ibunya membungkam mulutku dengan serbet. Kemudian sang kakak mulai menyiramkan minyak tanah ke seluruh tubuhku dan kemudian mereka membakarku. Aku berusaha berteriak tetapi tak ada yang peduli termasuk pacarku. Dia hanya ketakutan tanpa bertindak selangkah pun. Akhirnya aku gosong. Aku pun langsung terbangun dan menyadari bahwa itu hanyalah mimpi. 

One More Tears



Entah ini rasa kehilangan atau rasa benci. Tapi aku tak akan malu mengakuinya apapun ini. Merasa dekat dengan teman kemudian ditinggalkan begitu saja sangatlah menyakitkan. Walaupun banyak teman selain mereka, tapi aku tak bisa diam jika melihat mereka bersama tanpa aku. Bukan hakku memang untuk melarang mereka. Hingga akhirnya meluapkan emosi dengan berkata sesukaku yang bisa aku lakukan. Aku bukan orang yang ditinggalkan lalu aku akan sendiri selamanya. Sekarang pun aku sebernarya mempunyai banyak teman. Tapi seperti yang ku katakan, aku tak bisa melihat mereka bersama tanpa aku.
Menyakitkan memang. Aku tak pernah mengalami ini sebelumnya. Aku mempunyai sahabat yang menyayangiku begitupula aku juga menyayangi mereka. Ini pertama kalinya aku mengira aku akan mendapatkan sahabat seperti sahabat-sahabatku yang sekarang kami telah terpisah. Aku salah. Sebuah hal yang aku kira adalah emas ternyata hanya besi berkarat. Aku tak mampu menahan emosi. Selalu saja ku ungkapkan dengan sindiran – sindiran yang tak berdampak pada keadaan. Menemukan sekumpulan orang yang aku kira baik ternyata tak ada rasa peka dan keinginan untuk memikirkan perasaan orang lain.
Bermotto ‘biarlah orang berkata apa’. Menurutnya mungkin itu baik. Padahal arti sebernarnya adalah dia menganggap remeh perkataan orang-orang tentangnya. Tak punya rasa malu karena dia bukan seseorang yang mau mendengarkan kritik. Jadilah burukpun berarti dia tetap merasa dirinya ayng paling ampuh.
Sebuah hati yang terluka kemudian terbalut dan akhirnya terluka lagi ini tak mampu lagi menerima keadaan. Semacam menjadi seseorang yang tersisihkan, terbuang, tergeletak. Maaf yang diucapkan ternyata hanya kecerdasan mulut busuk. Bukan lagi rasa simpati, yang ada rasa dengki. Menjadi orang yang mereka dekati ketika ada hal yang penting bukan hal yang mudah. Merelakan, mengikhlaskan diri untuk menjadi demikian sangatlah sulit.
Dulu kita dekat sekali. Bahkan, sampai orang menggunakan namaku untuk mendekatimu. Karena apa? Ketika aku bertanya pada orang itu “Mengapa kau menggunakan namaku?” orang itu kemudian menjawab “Karena aku tau kamu yang paling dekat dengannya”. Bagai menemukan emas yang ternyata adalah besi berkarat.

Usai sudah. Tak ada lagi rasa simpatiku. Tak ada lagi rasa peduliku. Dan tak ada lagi kepercayaan untuk benar-benar mengakui mereka sebagai TEMAN.

Minggu, 15 Desember 2013

Tears (。┰ω┰。)

Pernah nggak sih ngerasa punya temen deket terus tiba-tiba cuma dianggap kaya angin lewat aja. Sakittt!
Ya, aku akuin aku kehilangan. Beneran. Dan sekarang amit aja deh aku nggak punya simpati lagi sama mereka. Angkuh gitu. 
Oke, sekarang I'm Fine. Nggak papa lah mereka jauhin aku. Ini motivasiku buat jadi yang lebih hebat dari mereka. Aku bisa, dengan temen-temen yang sekarang jauh lebih bisa ngerti perasaanku, dan nggak menganggap aku cuma seperti angin lewat. 
This problem make more better :)


Jumat, 13 Desember 2013

Just Share Not Nyindir :)

I'd like to tell you about my heart feeling now. I feel sick 'cause my close friends. I don't know why they're keep away from me. But I just keep positive thinking. My friends aren't only them. Maybe I'm not reasonable for them. They're the smartest student in this class, but me? Yes I know. I'm not the cad.
Now, I feel comfort with my other friends. They're just so so but they're know how to make their friends feel comfort and and make their self are the favorite place to their friends for asking their mistake. Sharing their story. I feel comfort now.
And now I create a statement that 'find the true friend not depend on their academic achievement. But their way to be a true friend are more than important'

Be a good friend :)